Kisah
Hukum Sebab Akibat Karya Ji Xiaolan
Sebersit Niat Hati Bakti
Di
sebuah tempat yang berjarak belasan li dari kampung halaman kami, terdapat
seorang seniman buta bermarga Wei. Pada tahun 1738, sebelum malam Imlek tiba,
dia mengunjungi setiap rumah warga dan menyanyikan lagu Imlek, pemilik rumah
dengan senang hati memberinya makanan, dia menggunakan sebuah kantong untuk
menampung makanan tersebut. Usai itu dia beranjak pulang.
Di
tengah perjalanan, karena tidak hati-hati, dia tergelincir jatuh ke dalam
sebuah sumur. Sumur ini letaknya di hutan belantara, bertepatan itu adalah
malam Imlek, setiap keluarga sibuk berkumpul makan bersama, di jalanan hampir
tidak tampak bayangan manusia sama sekali.
Seniman
buta berteriak minta tolong tapi tidak ada yang menanggapinya, masih untung suhu
udara di dalam sumur sedikit hangat, lalu di dalam kantong juga ada bekal
makanan dan minuman, bisa bertahan hingga beberapa hari.
Sementara
itu seorang tukang jagal yang bernama Wang Yi-sheng baru berhasil memburu seekor
babi dan menempuh perjalanan pulang. Ketika dia berjalan hingga berjarak setengah
li dari sumur, mendadak babi itu menggigit ikatannya hingga putus dan kabur,
namun akhirnya juga jatuh ke dalam sumur yang sama dengan seniman buta.
Ketika
Wang Yi-sheng menggunakan kait fleksibel untuk menarik babi itu ke atas, dia
menemukan di dalam sumur ternyata masih ada seorang manusia, dengan demikian,
seniman buta barulah tertolong, meskipun saat itu nafasnya tinggal sepenggal-penggal.
Sumur
ini mulanya bukan termasuk rute yang akan dilewati Wang Yi-sheng, dia dituntun
hingga menemukan sumur tersebut, mungkin merupakan petunjuk yang diam-diam
diberikan oleh setan dan Malaikat.
Abangku
bernama Qinghu pernah bertanya pada seniman buta itu, bagaimana perasaannya ketika
terperangkap di dalam sumur, dia menjawab : “Saat itu saya tidak sanggup
berpikir lagi, hatiku dilanda putus asa. Saya hanya merisaukan kondisi ibundaku
yang sedang terbaring sakit di rumah, yang sedang menantiku pulang membawa
makanan untuknya! Andaikata saya mati di dalam sumur, maka ibundaku akan mati
kelaparan di rumah, bila terpikir sampai di sini, beragam perasaan berkecamuk
di dalam hati, hatiku pedih bagaikan disayat-sayat belati yang tajam, sakitnya
tak terungkapkan dengan kata-kata”.
Abangku
berkata : “Andaikata saat itu seniman buta tidak memiliki niat pikiran
sedemikian rupa, mungkin tali pengikat babi Wang Yi-sheng juga takkan terputus”.
紀曉嵐寫的因果故事
一念孝心
去余家十餘里,有瞽者姓衛。戊午除夕,遍詣 常呼彈唱家辭歲。各與以食物,自負以歸,半途失足墮枯井中,既在曠野僻徑,又家家守歲,路無行人,呼號嗌干,無應者。幸井底氣溫,又有餅餌可食,渴甚則咀 水果,竟數日不死。會屠者於以勝驅豕歸,距井猶半里許,忽繩斷豕逸,狂奔野田中,亦失足墮井。持鉤出豕,乃見瞽者,已氣息僅屬矣。
外不當屠者所行路,殆若或使之也。先兄晴湖問以井中晴狀,瞽者曰:「是時萬念皆空,心已如死。惟念老母臥病,等瞽子以養,今並瞽子亦不得,計此時恐已餓莩,覺酸徹肝脾,不可忍耳。」先兄曰:「非此一念,王以勝所驅豕,必不斷繩。」
【譯文】
離我們老家十幾里的地方,有位姓衛的盲藝人。乾隆戊午(1738)年除夕之前,他走家串戶為各家演唱辭年賀歲的小曲。每家也紛紛贈送給他一些食物,他便用 口袋背著這些食物往家走。半路上,他不幸失足墜入一口枯井中。這口枯井地處荒郊曠野,又剛好是除夕,家家團圓守歲,路上幾乎沒有行人。盲藝人在枯井裡喊啞 了嗓子,也沒人聽見:幸虧枯井底下溫度暖和,又有口袋裡的乾糧可吃,渴便細細地嚼幾口水果,竟然幾天不死。
正趕上有位叫王以勝的屠夫驅趕著一口豬歸來。在離枯井半里多的地方,那豬忽然掙斷繩索,在田野裡狂奔亂跑,結果也掉進了這口枯井裡。王以勝用撓鉤把豬鉤上來時,發現枯井中還有一個人,這樣,盲藝人才得救,但已奄奄一息了。
這口枯進原本不在王以勝所要走的路途上,他之所以被引到這裡來,大概是有鬼神在暗中指使吧。先兄晴湖曾問過盲藝人身處枯井中的心情狀態,盲藝人說:「我當 時萬念俱空,心如死灰。只惦念家中有老母親臥病在床,還等著瞎兒子回來贍養呢!如今,她連個瞎兒子也失去了,恐怕此時早巳餓得不行了,想到這裡,不由得心 潮洶湧,肝膽欲裂,痛不可忍,」
先兄晴湖說:「如果盲藝人當時沒有這個念頭,想必王以勝拴豬的繩子也不會斷了。」