Rabu, 31 Desember 2014

Makna Syair Kebajikan Tersembunyi 17



Makna Syair Kebajikan Tersembunyi Dewa Wen Chang
Bagian 17

Selanjutnya juga ada empat kalimat lagi yaitu :

“Menghormati para Dewa. Memuja Buddha dan membaca sutra. Membalas empat budi besar. Mengamalkan Tri Dharma”.

Ini membahas tentang menyebarluaskan ajaran insan suci dan bijak. Para Dewa di Langit, kita harus menghormatinya. “Memuja Buddha dan membaca sutra”, ini membahas tentang Ajaran Buddha, Buddha adalah guru kita, Buddha bukanlah Dewa. Buddha adalah insan yang telah mencapai pencerahan sempurna, insan yang tercerahkan disebut Buddha. Pencerahan ini mencakup tiga jenis, yakni mencerahkan diri sendiri, mencerahkan makhluk lain, kedua jenis pencerahan ini telah diwujudkan dengan sempurna.

Mencerahkan diri sendiri adalah Buddha telah memahami dengan sempurna kebenaran alam semesta dan kehidupan manusia. Mencerahkan orang lain adalah setelah diri sendiri memahami kebenaran, lalu membantu insan lain tercerahkan, lalu baik mencerahkan diri sendiri maupun mencerahkan insan lain telah diwujudkan dengan sempurna, maka ini disebut Buddha.

Maka itu setiap orang dapat mencapai KeBuddhaan, Buddha membabarkan pada kita, setiap manusia sesungguhnya adalah Buddha, maka itu kita bernamaskara pada rupang Buddha adalah bernamaskara pada Jiwa KeBuddhaan yang sejak semula memang ada dalam diri sendiri.

Namun tentu saja bernamaskara pada Buddha juga bermakna bernamaskara pada Guru (Buddha Sakyamuni), guru adalah orang yang lebih berpengalaman, Beliau sudah tercerahkan terlebih dulu, sedangkan kita masih belum, maka itu kita berguru padaNya, agar kelak juga bisa serupa denganNya. Maka itu Ajaran Buddha bukanlah kepercayaan takhayul, juga bukan agama, namun adalah pendidikan, hal ini harus kita pahami dengan jelas, sesungguhnya apakah yang dimaksud dengan Ajaran Buddha?

Ajaran Buddha adalah ajaran yang dibabarkan oleh Buddha. Kita menyebut Buddha Sakyamuni sebagai Guru kita, sedangkan kita sendiri disebut sebagai siswa Triratna, maka itu hubungan di dalam pintu Ajaran Buddha adalah Guru dan murid, hal ini hanya ada di lingkungan pendidikan.

Membaca sutra, sutra adalah materi pendidikan, yang mencatat Ajaran Buddha tentang kebenaran alam semesta dan kehidupan manusia, melalui belajar sutra, kita dapat memahami kebenaran alam semesta dan kehidupan manusia, setelah Buddha tidak berada di dunia maka Ajaran Buddha ada tercantum di dalam sutra.

Selanjutnya adalah “Membalas empat budi besar”, di dalam Ajaran Buddha terdapat Gatha Pelimpahan Jasa, membalas empat budi besar. Empat budi besar ini adalah yang pertama, budi ayahbunda, yang kedua, budi guru, Buddha juga adalah Guru kita. Budi guru adalah serupa dengan budi ayahbunda, ayahbunda memelihara jiwa raga kita sedangkan guru memelihara jiwa kebijaksanaan kita.

Budi ketiga adalah budi negara, budi keempat adalah budi para makhluk. Di negara mana yang telah memberikan budi kebajikan pada kita, maka para makhluk di sana juga memiliki budi kebajikan terhadap kita, apa yang setiap hari kita makan, yang kita pakai, adalah berasal dari budi para makhluk, lahan tanah tempat kita dilahirkan dan dibesarkan telah memberikan kita budi kebajikan yang sangat besar.

Maka itu kita selalu ingat balas budi, insan yang memiliki niat balas budi barulah benar-benar berusaha untuk maju, barulah dapat dengan cepat meraih keberhasilan.  

“Mengamalkan Tri Dharma”. Tri Dharma adalah tiga ajaran, Tri Dharma adalah pendidikan. Jadi pengamalan itu memiliki dua makna yakni yang pertama diri sendiri yang mengamalkan, diri sendiri menerapkan ajaran Tri Dharma ke dalam kehidupan keseharian sehingga menjadi prilaku diri sendiri. Makna kedua adalah menyebarluaskan Tri Dharma yakni Ajaran Konfusius, Ajaran Buddha dan Ajaran Tao, menyelamatkan hati manusia, ini memiliki jasa kebajikan yang besar.

Jadi empat kalimat di atas adalah membahas tentang jodoh pelengkap dalam menimbun berkah, oleh karena ada ajaran insan suci dan bijak, maka dalam menimbun berkah akan mudah, lagi pula jasa kebajikan yang dihasilkan juga besar.         

Dikutip dari Ceramah Dr. Zhong Maosen
Judul : Makna Syair Kebajikan Tersembunyi Dewa Wen Chang
Tanggal : 22 Januari 2009


文昌帝君陰騭文大意
(十七)

底下又有四句:

【或奉真朝斗,或拜佛念經。報答四恩,廣行三教。】

這是講到弘揚聖賢教育。這個『奉真』,「真」是天仙的意思,『朝斗』,「斗」是星宿的名稱。這是道家稱這些天仙、真人、斗宿,這些都是天上的神明,記人的善惡,決定人的壽命、禍福,所以我們一定要對他們恭敬、奉祀、朝禮。『拜佛念經』,這是講佛教,佛是我們的老師,他不是神明。什麼是佛?佛者覺也,覺悟之人就叫佛。那覺什麼?覺包括三種,所謂自覺、覺他、覺行圓滿。自覺是他自己圓滿的明瞭宇宙人生真相,這叫自覺,覺他是自己明瞭以後還要幫助別人覺悟,覺行圓滿這就是自覺覺他都到圓滿的境界了,這就稱為佛。所以佛人人都能做,佛告訴我們,人人本來是佛,所以我們拜佛就是拜自己的本有佛性。當然這個拜佛也有拜老師的意思,老師是過來人,他先覺悟,我們是後覺悟的人,我們拜他為師,希望將來跟他一樣。所以佛教它不是迷信,也不是宗教,而是一門教育,這個我們要了解清楚,佛教到底是什麼?佛教是佛陀的教育。你看我們稱佛為本師釋迦牟尼佛,我們自己自稱是三寶弟子,弟子是學生,所以佛門裡面的關係是師生關係,這個在教育裡面才有。那麼念經,經典是指教育的教材,它記載著都是佛所教化的宇宙人生真相,通過經典的學習,我們就能夠明瞭宇宙人生真相,佛不在世了,佛的教誨留在經典裡面。

下面講的『報答四恩』,這「四恩」在佛教裡面有迴向偈,上報四重恩。這四恩是指,第一個是父母恩,第二是師長恩,佛陀也是我們的老師,他也屬於這一類的。老師之恩如同父母,父母生我們身命,老師生我們慧命。第三個恩是國土恩,第四個是眾生恩。這一方國土對我們有恩德,眾生對我們都有恩德,我們每一天所吃的、所用的都來自於眾生,我們所生長的這塊土地都是對我們有很大恩德的。所以我們常念報恩,有報恩之心這個人才有真正努力精進,才能夠很快的成就。『廣行三教』,三教是儒釋道三教,三教都是教育。「廣行」,這個行包括兩層含義,一個是自行,自己要把三教的內容落實到自己的生活當中變成自己的行為,這叫廣行,日用云為離不開三教,第二層意思是推行、弘揚的意思,弘揚儒釋道聖賢的教育,挽救世道人心,這個有大功德。所以這四句是講積福的增上緣,因為有聖賢的教育,所以我們修福就會容易,而且成就的功德也就大。

摘錄自
文昌帝君陰騭文大意  鍾茂森博士主講  (第二集)  2009/1/22  華嚴講堂  檔名:52-328-0002


Makna Syair Kebajikan Tersembunyi 16



Makna Syair Kebajikan Tersembunyi Dewa Wen Chang
Bagian 16

Selanjutnya ada lagi empat kalimat, empat kalimat ini membahas tentang kebajikan dari berbakti dan rasa hormat, ini merupakan dasar dari memupuk berkah, yaitu :

“Setia pada pimpinan. Berbakti pada ayahbunda. Menghormati saudara. Mempercayai teman”.

“Setia pada pimpinan”, kesetiaan ini bersumber dari hati yang berbakti, bakti adalah dasar dari moralitas, dengan sikap bakti mengabdi pada pimpinan kita, ini adalah kesetiaan. Yang dimaksud pimpinan meliputi kepala negara hingga pimpinan daerah, pimpinan organisasi, kita harus setia.

Setia itu maksudnya adalah jalan tengah, yakni tidak berat sebelah, tidak memihak dan tidak menyimpang. Andaikata kita memiliki maksud terselubung yang mementingkan diri sendiri maka inilah yang disebut menyimpang. Tidak memiliki kepentingan pribadi barulah dapat mewujudkan kesetiaan.

Maka itu di dalam bidang pekerjaan yang kita geluti, kita mengerahkan segenap kemampuan untuk menyelesaikan tugas kita, setia dan bertanggungjawab, melepaskan segala kepentingan pribadi, melindungi kepentingan organisasi, melindungi kepentingan negara, melindungi kepentingan masyarakat dunia, inilah yang disebut dengan kesetiaan.

Berbakti adalah akar dari moralitas, seluruh ajaran insan suci dan bijak adalah bermula dari ajaran bakti. Berbakti, terlebih dulu adalah berbakti pada ayahbunda, budi kebajikan ayahbunda kepada kita merupakan yang paling besar, melahirkan dan membesarkan diri kita, maka itu terlebih dulu kita harus menyayangi ayahbunda kita, barulah disebarluaskan pada insan lain, dengan hati yang menyayangi ayahbunda mengasihi seluruh umat manusia di muka bumi ini, ini merupakan perluasan dari hati bakti.

Maka itu di dalam “Klasik Bakti” ada tertera tiga tahapan dari berbakti yakni “Dimulai dari mengabdi pada ayahbunda, yang kedua adalah mengabdi pada pimpinan dan yang terakhir adalah melatih diri”. Dimulai dari berbakti pada ayahbunda, kemudian ketika terjun ke dalam masyarakat, maka harus mengabdi pada pimpinan, ini sudah memperluas hati bakti tersebut, tidak hanya ditujukan pada keluarga sendiri, lalu hati bakti ini diperluas lagi hingga ditujukan kepada seluruh rakyat negeri, lalu lebih diperluas lagi hingga mencakup seluruh masyarakat dunia. Terhadap anak cucu generasi penerus, kita sendiri harus membina diri mengamalkan ajaran, menjadi insan suci dan bijak, ini adalah bakti yang sempurna. 

Insan yang berbakti pada ayahbunda, berkahnya pasti sangat besar. Beberapa tahun yang lalu kami melihat pemberitaan tentang seorang putra berbakti yang bernama Liu Ting, dia merupakan penduduk Zhejiang, ibundanya menderita penyakit Uremia (kondisi yang terkait dengan penumpukan urea dalam darah karena ginjal tidak bekerja secara efektif), semua tabungan di rumah sudah digunakan untuk biaya pengobatan, akhirnya keluarga jatuh bangkrut.

Ayah Liu Ting karena tidak sanggup menahan tekanan ini, akhirnya pergi dari  rumah dan tidak pernah pulang lagi, meninggalkan istrinya yang sedang sakit dan Liu Ting. Pada saat itu Liu Ting berusia 19 tahun, baru saja lulus ujian seleksi masuk perguruan tinggi, dia ingin melepaskan kuliahnya demi merawat ibunda di rumah, tetapi bundanya tidak sudi, mendesaknya agar meneruskan kuliahnya.

Kemudian dia memutuskan untuk pergi kuliah sambil menggendong ibundanya, di dekat kampusnya dia menyewa sebuah rumah kecil, dengan demikian dia tinggal bersama ibundanya sehingga bisa menjaga dan merawat ibundanya. Setiap pagi dia pergi kuliah, pulang dari kuliah dia merawat ibundanya. Dia memasak dan mencuci baju bundanya, menyuntik dan memberi obat, bahkan memberi motivasi kepada bundanya : “Mama harus tetap hidup, asalkan mama tetap hidup maka saya juga akan tetap bertahan”.

Hati baktinya yang tulus pada bunda telah mengharukan banyak insan, menggugah rektor, dosen, teman kuliah dan tokoh masyarakat. Saat itu ibundanya harus menjalani operasi transplantasi ginjal, Liu Ting memutuskan untuk mendonorkan ginjalnya buat ibundanya, akhirnya mengharukan sebuah rumah sakit yang kemudian secara gratis mendonorkan sebuah ginjal dan melakukan operasi transplantasi ginjal buat ibundanya, berhasil menyembuhkan penyakit ibundanya.

Bahkan juga banyak orang berhati mulia yang memberi uluran tangan, sehingga kehidupannya berangsur membaik, sehingga dia dapat memiliki waktu yang lebih banyak untuk belajar. Semua orang telah dibuat terharu oleh hati bakti seorang pemuda berpostur kurus dan pendiam, Liu Ting.

Kemudian Liu Ting menerima anugerah sebagai “Teladan bakti seluruh pelosok negeri”, Yayasan Pengembangan Wanita Tiongkok, memberi anugerah pada Liu Ting dan ibundanya sebagai “ Duta Pengasih“, juga terpilih sebagai “Teladan bakti Bangsa Tionghoa”, “Kebanggaan Zhejiang”, “Sepuluh besar putra putri berbakti Zhejiang”, “Sepuluh besar pahlawan penduduk Hangzhou”.

Maka itu dengan hati yang tulus berbakti pada ayahbunda, dia tidak pernah membayangkan akan ada pahala serupa ini, dengan sendirinya Langit akan menambah berkah bagi orang baik.

Setelah memiliki hati bakti yang tulus pada ayahbunda maka selanjutnya adalah menghormati saudara, terhadap abang sulung harus memiliki rasa hormat, seperti kata pepatah, abang sulung bagaikan ayahanda. Dalam perkembangan sejarah ada sebuah kisah yang terjadi di masa Dinasti Song, Sima Guang berhasil menjadi perdana menteri Dinasti Song, tetapi dalam memperlakukan abang sulungnya, memberi perhatian dengan seksama.

Ketika abangnya berusia 80 tahun, Sima Guang juga sudah berusia lanjut, meskipun Sima Guang memiliki kedudukan yang tinggi, namun ketika berhadapan dengan abangnya, dia tetap berlaku sebagai seorang adik yang menghormati saudaranya, memberi perhatian pada abangnya, seringkali dengan suara lembut bertanya pada abangnya : “Apakah anda merasa lapar? Ingin makan apa?”. Saat abangnya memerlukan sesuatu, maka Sima Guang segera mengerahkan segenap kemampuan untuk mewujudkannya, maka itu Sima Guang pantas menjadi sosok yang penuh kebajikan Dinasti Song.

“Percaya pada teman”, ini merupakan kepercayaan kita pada sahabat kita, khususnya sesama praktisi yang bersama-sama melatih diri, yang memiliki tujuan yang sama, arah yang sama, saling percaya. Dan kita sendiri juga harus dapat dipercaya, apa yang diucapkan harus dapat dilakukan, membentuk kepercayaan di hati sahabat kita, kepercayaan ini adalah berasal dari moralitas diri.          

Dikutip dari Ceramah Dr. Zhong Maosen
Judul : Makna Syair Kebajikan Tersembunyi Dewa Wen Chang
Tanggal : 22 Januari 2009


文昌帝君陰騭文大意
(十

下面又有四句,這四句都是講孝敬之德,它是積福之本,所謂:

【忠主,孝親,敬兄,信友。】

『忠主』,忠這個心源於孝心,孝是德之本,以孝對待自己的主,這就是忠。《孝經》有所謂的,「以孝事君則忠,以敬事長則順。忠順不失,以事其上」,這個上也是主的意思,用忠順之心來侍奉自己的長上。「主」它代表一切的領導,上至國家領導人,古時候稱皇帝,現在我們稱為國家主席或者總統,下至地方領導,團體有團體的領導,我們都要忠。這個忠是心尚中道,中而不偏,如果心有私這就偏了,無私才能達到忠。所以在自己的工作崗位上盡到自己的義務,盡忠職守,要把自己的私心私利放在一邊,維護團體的利益,維護國家的利益,維護世界人民的利益,這才叫做忠。

  那麼孝,孝是道德的根本,一切聖賢教育都從孝道開始。孝,首先對我們父母,父母是親,父母對我們的恩德是最大的,生我們、養我們,所以我們先要從父母愛起,然後推親及人,以愛父母之心愛天下之人,這就把孝心擴展。所以《孝經》上講孝有三個層次,「始於事親,中於事君,終於立身」。一開始得從孝愛父母開始,這叫孝親,然後步入社會就是要忠主事君,這是把心擴大了,不僅是對自己家裡人,還要對整個國家的人民,那麼再擴大,對天下全世界的人民,對萬世的子孫後代,我們自己要立身行道,成聖成賢,這是孝道的圓滿。

孝親的人他必定福會很大的。我們看到在幾年前新聞有報導一位孝子叫劉霆,他是浙江人,他的母親患了尿毒症,家裡的錢全用在治病上,最後傾家蕩產。劉霆的父親忍受不了壓力,離家出走,再也沒回來,留下重病的太太跟劉霆。劉霆當時十九歲,剛考上浙江林學院,他想放棄學業在家裡照顧母親,可是母親不肯,一定要讓他上學。於是他背著母親上學,在大學附近租了一間小屋,這樣跟他母親一起生活,他就能照顧母親。每天白天上課,下午回來就照顧母親,然後擠出一些課餘時間來學習。他為母親煮飯洗衣、打針送藥,而且鼓勵他母親說:「媽媽妳一定要活著,只要妳活著,我就能堅持下去。」他對母親這個真實的孝心感動了很多人,感動了學校的領導、老師、同學和社會上的人士。當時他母親要做換腎手術,劉霆就決定要把自己的腎換給母親,結果感動了一家醫院為他免費提供一個腎臟給他母親做換腎手術,給他母親治好了。而且很多人慷慨解囊捐助,讓他的生活得到改善,讓他能夠多一點時間投入學習。大家都被這位身材單薄、沉默少言的劉霆這一分真摯的孝心感動。

後來劉霆被授予「全國孝親愛老模範」這個稱號,得到了中國婦女發展基金會授予的劉霆母子「愛心大使」的稱號,被評為「中華孝親敬老楷模」、「浙江驕傲」、「浙江十大孝心好兒女」、「杭州十大平民英雄」這些榮譽,劉霆是實至名歸。所以以真摯的孝心來對父母,他感得這個福報是自己沒有想到,這就看到真的是「天道無親,常與善人」,天自然給善人加福。把孝心養成以後,對待兄弟姐妹,這是行悌道。敬兄是悌道,對待兄長要恭敬,古人有所謂的事兄如父。歷史上最典型的例子,宋朝的司馬光,做到了宋朝宰相,可是對自己的兄長侍奉起來真的是無微不至。當他的兄長八十歲的時候,司馬光年齡也不小,都很大,而且司馬光身為宰相的高位,可是對兄長依然以小弟這樣的身分在家裡行悌道,照顧自己兄長無微不至,常常柔聲下氣的來關心兄長,問哥哥:你肚子餓不餓?要吃點什麼?當兄長有需要的時候,司馬光必定親力親為,侍奉兄長,所以司馬光不愧為宋朝的大德。

  『信友』,這是對朋友有信義,特別是志同道合的人,有共同的目標、共同的方向,互相要信任。而且自己言出必果,守信用,「言必信,行必果」,在朋友心目中要樹立威信,這個威信是自己德行招感,這是講倫常道德。

摘錄自
文昌帝君陰騭文大意  鍾茂森博士主講  (第二集)  2009/1/22  華嚴講堂  檔名:52-328-0002


Selasa, 30 Desember 2014

Makna Syair Kebajikan Tersembunyi 15



Makna Syair Kebajikan Tersembunyi Dewa Wen Chang 
Bagian 15

Selanjutnya adalah kalimat ke-17, yang menjelaskan pada kita bagaimana cara untuk memupuk kebajikan. Pertama-tama yang dibahas adalah memperbanyak kebajikan, setelah itu Dewa Wen Chang membahas tentang jangan melakukan kejahatan. Marilah kita melihat dari kalimat ke-17 hingga kalimat ke-20, ini membahas tentang memperbanyak kebajikan. 

“Memberi manfaat pada semua makhluk. Memupuk kebajikan menimbun berkah. Dengan pikiran yang benar dan lurus dapat mewakili Langit menjadi pendidik. Dengan hati yang bajik mengabdi pada negara dan menyelamatkan rakyat”.

Empat kalimat ini menyatakan tekad maitri karuna. Mengapa kita harus membina batin? Untuk apa kita belajar Dharma? Oleh karena kita memiliki hati maitri karuna, tidak tega melihat para makhluk menderita dan kesusahan, inilah yang disebut dalam Buddha Dharma sebagai Bodhicitta, menyelamatkan semua makhluk dari penderitaan, membawa pada mereka manfaat yang sesungguhnya, kebahagiaan dan kedamaian yang sesungguhnya. Maka itu kalimat ke-17 adalah memberikan manfaat pada semua makhluk.

Selanjutnya kalimat ke-18 adalah memupuk kebajikan menimbun berkah, di sini terdapat Hukum Sebab Akibat, memupuk kebajikan adalah benih sebab, memperoleh berkah adalah buah akibat, kebajikan pasti akan mendatangkan berkah, kejahatan pasti akan mengundang petaka, ini adalah hukum alam, bukan karena diciptakan oleh manusia.

Maka itu orang pintar jika ingin memperoleh berkah, dia harus memupuk kebajikan, berkah kebajikan ini baru dapat dibawa pergi. Harta benda, batu permata, ladang, rumah yang dikejar dan ditimbun oleh manusia di dunia ini, justru tidak bisa dibawa pergi. Ada sejenis orang yang memandang hambar pada ketenaran dan keuntungan, tetapi dia malah mengejar tehnologi, bakat ketrampilan, dia menimbun hal ini, masih berminat terhadap segala sesuatu yang ada di luar diri sendiri, tetapi bakat ketrampilan ini juga tidak bisa dibawa pergi, begitu manusia mati dan bertumimbal lahir, segala apa yang dipelajarinya sudah dilupakannya.

 Hanya apa yang bisa dibawa pergi? Berkah kebajikan yang bisa dibawa pergi, pada kelahiran ini memupuk kebajikan, maka pada kelahiran mendatang pasti akan memperoleh berkah. Maka itu apa yang bisa dibawa pergi barulah sejati, sedangkan yang tidak bisa dibawa pergi adalah semu.

Kita tidak boleh hanya menimbun berkah, namun juga harus tahu mengembangkan kebijaksanaan. Andaikata hanya tahu menimbun berkah tetapi tidak mengembangkan kebijaksanaan, ada sebuah kalimat yang mengatakan, “Menimbun berkah tidak mengembangkan kebijaksanaan, gajah memakai kalung mutiara; mengembangkan kebijaksanaan tidak memupuk berkah, Arahat membawa patra kosong”.

Ini adalah kisah Buddhis yang menceritakan pada masa Buddha Kasyapa membabarkan Dharma di dunia terdapatlah dua bersaudara, mereka berdua menjadi Bhikkhu, sang abang mengamalkan sila dan bermeditasi, menfokuskan diri pada melatih diri, mengembangkan kebijaksanaan, tetapi dia tidak berinteraksi dengan umat, tidak sudi berdana, dia tidak memupuk berkah. 

Sedangkan sang adik malah sebaliknya, hanya memupuk berkah, suka berdana, tetapi dalam pengamalan sila, dia masih kurang, selalu melanggar sila, juga tidak memiliki samadhi, kebijaksanaan.

Kemudian sampailah pada masa Buddha Sakyamuni membabarkan Dharma di dunia ini, bersamaan itu pula abang adik tersebut juga muncul di dunia, sang abang berhasil mencapai Arahat, tetapi karena pada masa kelahiran lampaunya tidak memupuk berkah, maka makanpun sering tak kenyang, ketika melakukan pindapatra, tidak ada orang yang sudi mendanakan makanan padanya, mangkok patranya kosong, sedangkan adiknya pada kelahiran ini terlahir sebagai gajah besar yang ditunggangi oleh raja, karena berkah yang ditimbunnya pada kelahiran lampau banyak, makanya dia terlahir menjadi hewan, raja sangat menyayanginya, mengalungkan gajah tersebut dengan mutiara, batu permata, tetapi karena tidak mengembangkan kebijaksanaan, sehingga jatuh ke Alam Binatang.

Maka itu kita dapat melihat bahwa, berkah dan kebijaksanaan harus dilatih secara bersamaan, dan bila dibandingkan, mengembangkan kebijaksanaan lebih penting daripada memupuk berkah. Andaikata diantara dua sisi hanya melatih satu saja, maka saya akan memilih untuk menjadi Arahat itu, daripada menjadi seekor gajah. 

Namun tentu saja berkah dan kebijaksanaan harus dilatih secara bersamaan. Maka itu mengapa Buddha disebut yang telah sempurna baik berkah maupun kebijaksanaanNya.

Selanjutnya adalah kalimat ke-19 yakni “Dengan pikiran yang benar dan lurus dapat mewakili Langit untuk menjadi pendidik”. Pikiran harus benar dan lurus, benar adalah tidak sesat, lurus artinya tidak menyimpang, jadi di dalam hati tidak ada hal yang sesat dan menyimpang. Mengapa pikiran kita bisa sesat dan menyimpang? Karena ada niat yang mementingkan diri sendiri, setiap saat memikirkan kepentingan diri sendiri, inilah yang disebut sesat dan menyimpang; andaikata setiap niat pikiran adalah memikirkan kepentingan umum, demi orang banyak, demi semua makhluk, maka hati akan benar dan lurus.

Dengan memiliki hati yang benar dan lurus, maka pengamalannya dapat mewakili Langit untuk mendidik manusia, karena Langit adalah benar dan lurus, adalah tidak mementingkan diri sendiri. Kita menjadikan Hati Langit sebagai hati sendiri, menjadikan pengamalan Langit sebagai pengamalan sendiri, maka dengan ini dapat membantu Langit untuk mendidik para makhluk, menuntun para makhluk untuk keluar dari kesesatan dan tercerahkan, memutuskan kejahatan dan memupuk kebajikan.

Kemudian kalimat ke-20 adalah “Dengan hati yang bajik mengabdi pada negara dan menyelamatkan rakyat”, ini khusus ditujukan kepada orang yang menjadi pejabat, dengan hati yang berwelas asih dan bajik, berbuat demi kepentingan rakyat banyak, mengabdi pada negara pasti adalah menyelamatkan rakyat, mengapa demikian? Karena rakyat merupakan landasan negara. Maka itu dapat menyelamatkan rakyat dari bencana air dan api, membawa pada kehidupan rakyat yang damai dan bahagia, orang ini benar-benar merupakan pemimpin yang setia dan mencintai negara, pasti memiliki hati yang bajik barulah dapat mewujudkannya.      

Dikutip dari Ceramah Dr. Zhong Maosen
Judul : Makna Syair Kebajikan Tersembunyi Dewa Wen Chang
Tanggal : 22 Januari 2009


文昌帝君陰騭文大意
(十五)

底下從第十七句開始,是分別的說明我們如何來修善。先是講眾善奉行,把眾善奉行這一部分講完之後,帝君又給我們講諸惡莫作。我們來看從第十七句到第二十句,這是眾善奉行。

【利物利人,修善修福,正直代天行化,慈祥為國救民。】

這四句為一段,這四句是講慈悲的願望。悲願是為道、為學的大根大本。我們為什麼會修道?為什麼會求學?因為有這個慈悲心,不忍見到眾生受苦受難,這就是佛法裡講的菩提心,救拔一切眾生的苦難,為他們帶來真正的利益,真正的幸福安樂。所以第一樁是『利物利人』,這個「利」字乍聽起來不是很好聽,為什麼?如果人人爭利,這個社會必定是大亂,可是這個字如果倒過來用,不是為了自利,而是為了利人利物,這樣子就是好字。所以這個字用於自己就叫私,用於為人這就是公。所以存心一改,這個果報就是天地懸殊。

第十八句講的『修善修福』,這裡本身就有因果在裡面,修善是因,得福就是果,善必定感得福,惡必定感得禍,這都是自然感應之理,不是人為製造的,它是宇宙的真理。所以聰明的人真正想得福,他就應該修善,修善得的福才是真正帶得去的。這世間人們所追求的所積累的財產、珍寶、田園、房宅,這些人帶不去。有一類人淡泊名利,但是他追求一些技術,一些技藝、能力、才華,積累這些,確實就比身外之物要好一些,但是這些才華、技藝也帶不去,人一死,輪迴了,所學的統統都忘掉。唯有什麼?修善得的福人可以帶得去,這一生修善,來生必定得福。所以帶得去的那才是真的,帶不去的是假的。

我們修福不僅是光修福而已,更要懂得修慧。如果是光修福不修慧,有一句話講,「修福不修慧,大象掛瓔珞;修慧不修福,羅漢托空缽」。這是一個佛典故事,講迦葉佛時代有兄弟兩個人,他們兩個人都出家,兄長持戒坐禪,一心修道,修慧,可是他不接觸大眾,不肯布施,他不修福。那個弟弟就反過來,修福,很願意布施,但是他的持戒上面持得不好,常常破戒,又沒有禪定、智慧。後來到釋迦牟尼佛這個時代兄弟兩人同時出現在世間,這個做兄長的成就了阿羅漢果,可是因為往昔沒有修福,吃都吃不飽,拿個缽去乞食,沒有人肯布施他,他托空缽,那個弟弟那一生做了國王的坐騎,是頭大象,因為前生福多,所以他做了畜生,皇帝非常喜愛牠,給牠掛滿了珍珠、瓔珞,而且還給牠封地,可是因為不修慧,墮到畜生道。所以我們看到,這個福和慧得雙修,而相比之下,修慧比修福還要重要。如果兩者只能取其一,那我寧願做那個羅漢,也不做大象。當然,福慧得要雙修。所以佛稱為「二足尊」,二足尊是什麼?福和慧都圓滿、都具足,這叫做二足尊。

下面十九句『正直代天行化』。「正直」是我們的存心,心地要正、要直,正就不邪,直就不曲,內心裡面沒有那種邪曲。心為什麼會邪曲?因為有私心,念念想著自己,這就有邪曲;如果念念為公,為天下蒼生、一切眾生,心就正直了。正直的存心,他的行為必定是代天行化,因為天是正直的、是無私的。我們以天心為心,就以天行為行,這個行化就是推行教化,幫助上天教化眾生,啟發眾生破迷開悟,斷惡修善。這就是《中庸》有所謂的「可以贊天地之化育,則可以與天地參矣」,能夠這樣子做的人,他能夠幫助天地教化萬物,贊天地之化育這個贊就是幫助,就是代天行化的意思。「與天地參」,這個參是三的意思,人跟天地並列稱為三才。那什麼人能夠與天地並列?必須要正直代天行化之人,才配得上跟天地並列稱為三才。

下面『慈祥為國救民』,慈祥也是存心。這裡特別是講為官之人,心存慈愛、仁厚,為萬民著想,為國者必定是救民,為什麼?因為國以民為本。所以能夠救百姓於水火,給百姓帶來安樂,這個人是真正忠君愛國之人,必須要有慈祥心地才能做到。

摘錄自 :
文昌帝君陰騭文大意  鍾茂森博士主講  (第二集)  2009/1/22  華嚴講堂  檔名:52-328-0002

Senin, 29 Desember 2014

Makna Syair Kebajikan Tersembunyi 14



Makna Syair Kebajikan Tersembunyi Dewa Wen Chang 
Bagian 14

Berikut ini adalah ceramah dari Dewa Wen Chang kepada kita tentang cara untuk memupuk berkah dan memperluas menanami ladang berkah. Kalimat ke-16 adalah :

 “Senantiasa memberi manfaat bagi diri sendiri dan insan lain, melakukan berbagai kebajikan tersembunyi”. 

Kalimat ini boleh dikatakan sebagai prinsip dalam pintu pelaksanaan, apabila kita benar-benar ingin memperoleh berkah, maka harus senantiasa memberi manfaat bagi diri sendiri dan insan lain. Sehari 24 jam, niat baik itu takkan terputus, maka itu begitu ada kesempatan pasti melakukan kebajikan.

Melakukan berbagai kebajikan tersembunyi, kebajikan tersembunyi adalah kebajikan yang tidak disebarkan pada orang lain, setiap saat ada kesempatan berbuat baik maka harus segera melakukannya, tidak perlu diketahui orang lain, juga tidak memiliki pikiran yang mengharapkan balasan. Ini adalah berdana dengan hati yang suci dan hati yang tidak melekat, menempatkan kebajikan sebagai kewajiban dasar diri sendiri, yang sudah sepatutnya dilakukan dan bukan untuk mengejar ketenaran semata, juga bukan mengharapkan kelak akan ada balasan yang baik, tetapi adalah kewajiban yang harus saya lakukan, maka itu mengerahkan segenap kemampuan untuk mewujudkannya, pasti terus maju tanpa gentar. 

Andaikata tidak mampu melakukannya, kemampuan ini tidak mencukupi, kebajikan yang tidak sanggup diwujudkan, maka juga harus membangkitkan sebersit niat yang baik, semoga kelak memiliki kesempatan untuk mewujudkannya dengan sempurna, supaya niat baik diri sendiri juga terwujud dengan sempurna. Jadi ini adalah membahas tentang pintu pelaksanaannya.  

Dikutip dari Ceramah Dr. Zhong Maosen
Judul : Makna Syair Kebajikan Tersembunyi Dewa Wen Chang
Tanggal : 22 Januari 2009




文昌帝君陰騭文大意
(十四)

底下帝君給我們開示修福,廣種福田如何在行門上用功。第十六句:

【行時時之方便,作種種之陰功。】

這一句可以說是在行門上的綱領。這一句是下文的總說,下文是別說。我們要真正得福,就要時時行方便。這個『方便』是什麼意思?「便」是便宜,「方」是方法,所以方便就是最合適的方法,自利利人。這個『時時』是無間的,一天二十四小時行善的心不間斷,所以一有機會必定是做善事。『種種之陰功』,「陰功」是陰德,不為人知的善就叫陰德,「種種」是代表沒有一樁遺漏。凡是有機會做必定去做,不需要別人知道,也沒有一個心要求果報。這是以清淨的心、以無著的心修布施,把修善作為自己的本分,應該做的,不是為了出名,也不是為了將來得好報,而是我自己應該做的本分事情,所以力有所能,必定是勇往為之。即使是不能,這個能力不夠,做不來的善事,也要發一個善願,希望將來有機會能夠把它做得圓滿,讓自己的善意也得到圓滿。所以這是講到行門。

摘錄自 :
文昌帝君陰騭文大意  鍾茂森博士主講  (第二集)  2009/1/22  華嚴講堂  檔名:52-328-0002

Makna Syair Kebajikan Tersembunyi 13



Makna Syair Kebajikan Tersembunyi Dewa Wen Chang
Bagian 13

Sebelumnya kita telah membahas bahwa Dewa Wen Chang menggunakan kisah nyatanya sendiri untuk membabarkan Dharma, memberitahukan pada kita 17 kali reinkarnasinya sebagai insan terpelajar, kebajikan tersembunyi yang ditimbunnya amat tebal sehingga menggugah Sang Langit, maka itu memperoleh pahala yang sangat besar, berkah ini ada pada niat hati.

Dewa Wen Chang bukan hanya menggunakan apa yang telah dialaminya untuk memberitahukan pada kita bahwa Hukum Karma sedikitpun tidak meleset, namun juga menceritakan empat kisah nyata sejarah, untuk memberitahukan pada kita bahwa petaka dan berkah adalah hasil perbuatan sendiri. 

Selanjutnya marilah kita melihat kalimat ke-15, kalimat ini menjelaskan bahwa akar berkah kebajikan itu terletak pada dasar hati.

“Jika ingin memperluas ladang berkah, harus memulainya dari dasar hati”. 

Kalimat ini boleh dikatakan adalah intisari dari keseluruhan isi “Syair Kebajikan Tersembunyi”, “ladang berkah” adalah buah akibat, “dasar hati” adalah benih sebab, manusia yang yakin pada Hukum Karma, pikirannya selalu mawas diri dan memiliki rasa takut, dengan adanya rasa takut maka tidak berani melakukan kejahatan. 

Sebaliknya bila manusia yang tidak yakin pada Hukum Karma, pikirannya tak terkendali hingga tidak memiliki lagi rasa takut, maka itu mudah melakukan kejahatan. 

Maka itu dengan bertambahnya satu orang yang dapat meyakini Hukum Karma, maka bertambah pula satu orang yang akan melakukan kebajikan, sebaliknya dengan bertambahnya satu orang yang tidak yakin pada Hukum Sebab Akibat, maka bertambah pula satu orang yang akan melakukan kejahatan.

Maka itu Tuan An-shi berkata  : “Bila setiap insan memahami Hukum Karma, maka kondisi masyarakat akan terkendali; sebaliknya jika setiap orang tidak memahami Hukum Sebab Akibat, maka masyarakat akan bergejolak”.            

Dikutip dari Ceramah Dr. Zhong Maosen
Judul : Makna Syair Kebajikan Tersembunyi Dewa Wen Chang
Tanggal : 22 Januari 2009




文昌帝君陰騭文大意
(十三)

尊敬的諸位大德,大家早上好!我們今天來繼續學習《文昌帝君陰騭文》大意。昨天我們學習了文昌帝君他自己現身說法,告訴我們這一十七世做士大夫身,所積的陰德非常的厚,而感動上蒼,因此得很大的福報,這個福在於存心。帝君不僅用自己的這些經歷來為我們說明因果報應絲毫不爽,又引徵了史實,說出了四則故事,告訴我們禍福都是自己求之。下面我們來看第十五句,這一句話是說明福德的根本在於心地。

【欲廣福田。須憑心地。】

這句話可以說是整篇《陰騭文》的綱領,上面所述的是因果之事,底下所講的便是因果之理。『福田』是果,『心地』是因,人能夠相信因果,他的心常懷著戒慎恐懼,有這種戒慎恐懼就不敢作惡。人如果不信因果,他的心是常常放逸,放逸乃至肆無忌憚,因此就容易作惡。所以一人能信因果,則一人能行善,一人不信因果,則一人會作惡。所以安士先生說,「人人知因果,大治之道也;人人不信因果,大亂之道也」,所以這一句是全篇的重心所在。

摘錄自 :
文昌帝君陰騭文大意  鍾茂森博士主講  (第二集)  2009/1/22  華嚴講堂  檔名:52-328-0002

Makna Syair Kebajikan Tersembunyi 12



Makna Syair Kebajikan Tersembunyi Dewa Wen Chang
Bagian 12


Selanjutnya kalimat ke-14 adalah :

“Mengubur ular menikmati kejayaan sebagai perdana menteri”

Peristiwa ini terjadi pada Periode Semi Dan Gugur (770-476 SM), merupakan kisah dari Perdana Menteri Negara Chu, Sun Shu-ao. Sun Shu-ao ketika masih muda, suatu hari dia sedang menempuh perjalanan, di tengah perjalanan dia melihat ada seekor ular berkepala dua, menurut legenda ular ini amat berbisa, bukan karena gigitannya manusia baru mati, namun dengan melihatnya saja juga akan mati.

Sun Shu-ao sudah sempat melihat ular ini, dia tahu bahwa dirinya pasti akan mati, maka itu dia mencabut pedangnya lalu membunuh ular tersebut, lalu menguburnya. Sampai di rumah Sun Shu-ao merasa resah, tidak berselera makan, ibundanya melihat kondisi putranya sedemikian maka bertanya padanya, apa yang telah terjadi? 

Sambil menangis Sun Shu-ao berkata pada ibundanya : “Ananda mungkin tidak bisa meneruskan berbakti pada bunda lagi, karena hari ini saya sudah melihat seekor  ular berkepala dua, saya pasti akan mati”. Ibundanya bertanya : “Jadi di mana ularnya sekarang?” 

Sun Shu-ao menjawab : “Oleh karena takut bila dilihat oleh orang lain, maka saya membunuhnya, lalu menguburnya, sudahlah bila saya sendiri yang harus mati, asalkan ular itu tidak bisa lagi mencelakai orang lain”. 

Setelah mendengar ucapan putranya, sambil tertawa ibundanya berkata : “Putraku, janganlah khawatir, saya dengar bahwa orang yang melakukan kebajikan tersembunyi pasti ada balasan yang baik, putraku dapat memiliki hati yang serupa ini, memikirkan kepentingan orang lain, apa yang tidak dihendaki diri sendiri, janganlah diberikan kepada orang lain, dengan niat sedemikian, kamu pasti mendapat balasan yang baik, kelak kamu pasti akan menjadi insan mulia di Negara Chu, kamu tidak perlu cemas”.

Lihatlah, sang bunda juga memahami sebab akibat. Orang jaman dahulu kala, juga memiliki pemikiran tentang Hukum Karma, meskipun hanya seorang wanita dusun, juga mengerti akan kebenaran ini, maka itu dapat menggunakan teori ini untuk mendidik putra-putrinya. Ternyata benar sesuai dugaan, Sun Shu-ao kemudian menjadi perdana menteri di Negara Chu. Kisah “Mengubur ular menikmati kejayaan sebagai perdana menteri”, telah membuktikan bahwa perbuatan baik akan mendapat balasan yang baik.

Dewa Wen Chang menceritakan kepada kita empat kisah sejarah ini, untuk membuktikan pada kita, bukan hanya dengan kisahnya sendiri selama 17 kali tumimbal lahir sebagai orang terpelajar, untuk memberi bukti, namun juga dengan kisah orang lain untuk memberi bukti, membuktikan bahwa dengan adanya hati yang baik, Langit pasti akan menganugerahkan berkah, dengan adanya kebajikan tersembunyi maka pasti ada balasan baiknya. 

Dikutip dari Ceramah Dr. Zhong Maosen
Judul : Makna Syair Kebajikan Tersembunyi Dewa Wen Chang
Tanggal : 21 Januari 2009




文昌帝君陰騭文大意
(十二)

下面第十四句中說:

【埋蛇享宰相之榮。】

這個典故是春秋時期楚國宰相孫叔敖的故事。孫叔敖在年輕的時候,有一次出遊,在路上見到了一條兩頭蛇,這條蛇有兩個頭,相傳這種蛇有劇毒,這個毒性之大,不是說咬人才死,你看到牠就得死。孫叔敖看見了這個蛇,他知道自己是必死無疑,因此他就拔刀把這個蛇給砍死,把這個蛇給埋起來。回到家裡悶悶不樂,吃不下飯,他母親見到他這個情形就問他怎麼回事?孫叔敖哭著對他母親說,孩兒可能不能夠繼續孝順母親了,因為今天我見到了一條兩頭蛇,我是必死無疑。他母親就問,現在蛇在哪裡?孫叔敖說,我因為怕別人再次看見,因此就把牠殺了,然後埋了,我自己死了就算了,不能再讓牠去貽害別人。他母親聽了之後笑著說,孩兒你不要憂慮,我聽說有陰德的人必得善報,我兒能夠這樣的存心,推己及人,己所不欲勿施於人,這樣的存心,你必定得到善報,你將來必定在楚國顯貴,你不用擔心。你看這母親都懂因果。古時候的人都有這種因果的理念,哪怕是鄉間婦女,都明白這個道理,所以都能以這個道理來教導兒女,因此古代的人他們都有倫理道德因果的理念。孫叔敖果然後來在楚國做到了宰相,『埋蛇享宰相之榮』,這都證明善有善果。

文昌帝君為我們說出這四樁歷史的典故給我們作證,不僅是用自己一十七世做士大夫身來作證,而且用其他人的事實來作證,證明真有善心的,天必定降福,有陰德的必有善報。

  今天時間到了,我們先講到此地,明天我們再繼續來學習。有講得有不妥之處,請諸位大德多多批評指正。謝謝大家。

摘錄自 :
文昌帝君陰騭文大意  鍾茂森博士主講  (第一集)  2009/1/21  華嚴講堂  檔名:52-328-0002

Makna Syair Kebajikan Tersembunyi 11



Makna Syair Kebajikan Tersembunyi Dewa Wen Chang
Bagian 11

Selanjutnya (kalimat ke-13) adalah :

“Menyelamatkan semut lulus sarjana negara mendapat rangking satu”

Ini mengisahkan pada masa Dinasti Song (960-1279) ada dua bersaudara, yang satu bernama Song Jiao dan yang satunya lagi bernama Song Qi, abang adik ini merupakan budayawan tersohor dalam sejarah. Ketika masih muda, dua bersaudara ini bersama-sama kuliah di universitas kekaisaran, bertemu dengan seorang Bhiksu yang bisa meramal, berkata pada abang adik ini, Song Qi kelak dapat menjadi pemimpin besar, yakni dapat lulus sarjana negara, sedangkan abangnya, Song Jiao juga akan memperoleh gelar.

Lalu setelah ujian selesai, Bhiksu ini bertemu dengan sang abang, Song Jiao, dengan penuh gembira berkata padanya, sepertinya baru-baru ini anda telah menyelamatkan jutaan nyawa. Song Jiao jadi kebingungan, dia berkata, saya hanyalah seorang pelajar miskin, mana mungkin memiliki kemampuan untuk menyelamatkan jutaan nyawa? Bhiksu ini berkata, serangga terbang maupun yang menggeliat-geliat, juga merupakan nyawa kehidupan.

Song Jiao jadi teringat, baru-baru ini pernah mengalami peristiwa dimana suatu kali ketika hujan turun dengan derasnya, air yang tergenang hampir menenggelamkan sebuah sarang semut, di dalamnya terdapat banyak sekali semut. Saat itu Song Jiao membangkitkan hati maitri karuna, mungkin dia juga adalah praktisi Buddhis, dia juga berinteraksi dengan anggota Sangha, jadi menurut dugaan dia juga ada belajar Ajaran Buddha, maka itu menyelamatkan makhluk hidup, dia meletakkan sebuah jembatan bambu, supaya semua semut yang berada di dalam sarang dapat menyeberang ke tempat yang kering, sehingga berhasil menyelamatkan semut-semut yang tak terhitung jumlahnya.

Lalu Song Jiao bertanya, apakah kejadian ini yang dimaksud sang Bhiksu? Bhiksu itu mengangguk membenarkannya! Dan kini adikmu juga berhasil meraih gelar, namun ranking anda tidak berada di bawahnya. Akhirnya kedua bersaudara berhasil lulus dan meraih sarjana negara. Rangking satu, dua dan tiga haruslah disetujui oleh kaisar.

Ternyata sang adik mendapat rangking satu, setelah mendapat persetujuan dari kaisar, maka daftar nama ini akan diantar kepada Ratu Zhang Xian, pada saat itu Ratu Zhang Xian merupakan penguasa yang memegang kendali pemerintahan dari balik tirai, lalu ratu membaca daftar nama ini, dia bertanya mengapa nama adik malah berada di atas nama abangnya, ini sungguh tidak sesuai aturan, senior dan junior harus ada urutannya, akhirnya ratu memindahkan nama sang abang ke atas sehingga menjadi rangking satu, sedangkan nama sang adik malah jadi di urutan sepuluh.

Lihatlah, seperti yang sudah diramalkan oleh Bhiksu tersebut, sang abang berhasil lulus sarjana negara dan mendapat rangking satu. Awalnya di dalam garis hidupnya tidak bisa mendapat rangking satu, adiknya yang seharusnya mendapat rangking satu, tetapi sang abang oleh karena telah menyelamatkan nyawa kehidupan, menimbun kebajikan tersembunyi yang sangat besar, sehingga dia terpilih menjadi rangking satu.

Ini adalah berkah kebajikan anugerah dari Langit, karena Langit mencintai kehidupan, serangga kecil juga merupakan kehidupan, bila kita dapat menggunakan hati yang berwelas asih memperlakukan mereka, maka ini adalah selaras dengan hati Langit, sehingga menggugah Langit menurunkan berkah besar.     

  
Dikutip dari Ceramah Dr. Zhong Maosen
Judul : Makna Syair Kebajikan Tersembunyi Dewa Wen Chang
Tanggal : 21 Januari 2009


文昌帝君陰騭文大意
(十一)

下面:

【救蟻中狀元之選。】

這是講到宋朝有兩兄弟,一個叫宋郊,一個叫宋祁,這兩兄弟都是歷史上有名的文人。在他們年輕的時候兄弟倆一起入太學讀書,遇到一位僧人懂得看相,跟兄弟倆說,你這個當弟弟的宋祁可以大魁天下,就是你能考上狀元,這個做哥哥的也不失科甲,也能有功名。後來在考完試以後,這個僧人遇見了這個哥哥宋郊,見到他很歡喜的說,你好像最近救活過數百萬的生命。這宋郊有點摸不著頭腦,說我這個一介貧寒書生,哪有什麼能力救活數百萬生命?這個僧人說,這些蜎飛蠕動的生靈也算是命。宋郊想到,說近來確實有一次遇到天下大雨,這個水把附近的一個蟻穴都淹了,這裡頭有很多很多螞蟻。宋郊當時起了慈悲心,大概也是學佛的,他跟出家人有來往,估計也是學佛的,所以救生,他就搭了一個竹橋,把這些蟻穴裡的螞蟻全都渡到乾的地方,救活了很多很多無數的螞蟻。他問難道是這個事情嗎?這個僧人說正是!如今你的弟弟考得功名,你功名不出其下。後來果然兄弟倆都考上進士。考上進士,頭三名要皇帝欽點,就是狀元、榜眼、探花。果然弟弟宋祁做了狀元,這皇帝點的,點了以後這個名冊送到章獻太后那裡,章獻太后當時她是垂簾聽政,她掌權,她看到了這個名冊,她說怎麼弟弟名次還在兄長之前,這個不符合禮法,長幼有序,於是她就把兄長調到前面當狀元,弟弟排第十位。你看,果然如這個僧人後來預言的,當哥哥的做了狀元。本來他命中不該做狀元,弟弟該做狀元,這個當哥哥的因為救了這些生命,積了很大的陰德,他當選了狀元。這是什麼?天降福報,因為天有好生之德,一切蠢動含靈都是生命,我們能夠用仁愛之心對牠們,這就跟天心相符合,感得天降下大福。

摘錄自
文昌帝君陰騭文大意  鍾茂森博士主講  (第一集)  2009/1/21  華嚴講堂  檔名:52-328-0002


Makna Syair Kebajikan Tersembunyi 10



Makna Syair Kebajikan Tersembunyi Dewa Wen Chang 
Bagian 10

Kalimat ke-12 adalah :  

“Tuan Dou menolong orang, kelima putranya meraih keberhasilan” 

Ini juga merupakan kisah sejarah, yang terjadi pada Periode Lima Dinasti (907-960 M) di sebuah tempat yang disebut Gunung Yan, Gunung Yan sekarang terletak di perbatasan antara Provinsi Hebei dan Liaoning, terdapatlah seorang yang bernama Dou Yu-jun, meskipun usianya telah melewati 30 tahun namun masih juga belum memiliki buah hati. 

Kemudian dia bermimpi bertemu dengan almarhum kakeknya yang berkata padanya : “Oleh karena kamu pada masa kehidupan lampau melakukan karma buruk, makanya pada kelahiran sekarang tidak memiliki keturunan, lagipula berumur pendek, sekarang lekaslah menimbun kebajikan, semoga masih sempat memperbaiki nasib buruk”.

Sejak itu Dou Yu-jun giat melakukan kebajikan, terhadap orang sejahat apapun, dia juga tidak melakukan perhitungan dengannya, juga memaafkan mereka. Suatu hari sanak keluarganya mencuri uang di rumahnya sebesar dua ratus ribu, jumlah yang sangat besar, sanak keluarganya ini meninggalkan seorang anak perempuannya, di pundak anaknya ini, dia menulis sepucuk surat, memberitahukan bahwa : “Oleh karena saya telah mencuri uang milikmu dan melarikan diri, maka itu saya menjual anak perempuanku padamu”. 

Ini masih punya sedikit aturan, mencuri juga ada aturannya, setelah mencuri uang milik Dou Yu-jun sebanyak dua ratus ribu, lalu menukarkannya dengan anak perempuannya sendiri. Akhirnya Dou Yu-jun bukan saja tidak membuat perhitungan dengannya, bahkan timbul rasa kasihan di hatinya, lalu membakar surat hutang, kemudian membesarkan anak perempuan itu hingga dewasa dan menjadi manusia yang berguna, memilihkan pasangan yang baik untuknya. Ini juga adalah kebajikan tersembunyi, mendapat hinaan tidak membenci.

Setiap sanak keluarga dan sanak saudara yang memerlukan bantuan, dia akan mengulurkan tangan baik berupa bantuan materi maupun tenaga, rumahnya sendiri sangat sederhana, tidak mengenakan perhiasan sama sekali, seluruh barang berharga ini digunakan untuk membantu para makhluk. Bahkan di dekat rumahnya, dia mendirikan sebuah perpustakaan, membeli buku sebanyak lebih dari seribu gulungan, menggaji beberapa tenaga pendidik, yang bertugas untuk mendidik anak-anak yatim piatu. 

Maka itu tidak berapa lama kemudian, Dou Yan-shan dikaruniai lima putra, semuanya pintar dan berbakat. Kemudian dia bermimpi kakeknya berkata padanya : “Selama beberapa tahun ini kamu telah menimbun kebajikan berkesinambungan, jasa kebajikan ini sungguh besar dan telah menggugah Langit, sekarang memperpanjang usiamu selama 36 tahun, lagipula kelima putramu akan sangat berjaya”.

Kakeknya juga memotivasinya supaya lebih giat lagi berbuat kebajikan, tidak boleh mundur. Kemudian ternyata benar kelima putranya berhasil menjadi pejabat tinggi, hingga cucu-cucunya juga menjadi orang mulia. Maka itu di dalam Klasik Tiga Aksara ada tercantum sebuah kalimat, yakni “Dou Yan-shan menggunakan cara yang benar, untuk mendidik kelima putranya, sehingga menjadi manusia yang berguna, pejabat tinggi dan mengharumkan nama keluarga”. Inilah kisah dari kalimat tersebut.

Dou Yu-jun menikmati usia hingga 82 tahun, tidak menderita sakit apapun dan meninggal dunia, ini adalah buah akibat dari menimbun kebajikan berkesinambungan.                    

Dikutip dari Ceramah Dr. Zhong Maosen
Judul : Makna Syair Kebajikan Tersembunyi Dewa Wen Chang
Tanggal : 21 Januari 2009



文昌帝君陰騭文大意
(十)

         好,下面第十二句講:

【竇氏濟人。高折五枝之桂。】

  這也是一個歷史故事,講在五代時期在燕山這個地方,燕山是現在河北與遼寧交界的一個地方,有一個人叫竇禹鈞,他到三十開外還沒有兒子。後來夢見他的祖父來跟他講,說因為你前生造作惡業,你這一生不但無子,而且你還短命,你現在要趕緊積德行善,希望能夠把你的命運轉過來。結果竇禹鈞從此力行善事,對任何的惡人都不計較,都包容。有一次他家人偷了他家裡的錢二百千,二百千是二十萬,很大的一筆數字,這個家人把他的幼女留下來,在自己的幼女背上寫了一封書信,說因為我把你的錢拿走了,我把我自己的女兒就賣給你。這是還算講一點道義,盜亦有道,拿了竇禹鈞二十萬,就把自己女兒贈送給他。結果竇禹鈞不但沒有追究此事,而且生起憐憫的心,把這個債券燒毀了,然後撫養這個女兒,一直把她養大成人,給她擇了夫婿嫁了。這都是陰德,受辱不怨。

凡是家親眷屬需要幫忙的,他都出錢出力幫助別人,家裡很樸素,金銀這些裝飾品都不戴,全部的這些家用都拿去幫助眾生。而且他還在自己家附近建立了一個書院,買了數千卷的書,請了一些教書的先生給那些孤寒的孩子義務教課。所以不久之後,竇燕山連生五子,每個都是聰明俊秀。後來又夢到他祖父說,你這幾年都在積功累德,功德浩大,感動了天曹,現在已經給你延壽三紀,(一紀是十二年,三紀是三十六年),而且你這五子都很榮耀。他祖父還勉勵他要更加努力,不可以退心。後來果然他的五個兒子都做了大官,到孫子也都很顯貴,這就是『高折五枝之桂』,就是他五個兒子都做了大官。所以《三字經》裡面就有一句話說,「竇燕山,有義方,教五子,名俱揚」,就是講這個故事。竇禹鈞他享年八十二歲,無疾而終,這都是他行善積德的果報。

摘錄自
文昌帝君陰騭文大意  鍾茂森博士主講  (第一集)  2009/1/21  華嚴講堂  檔名:52-328-0001


Minggu, 28 Desember 2014

Makna Syair Kebajikan Tersembunyi 09



Makna Syair Kebajikan Tersembunyi Dewa Wen Chang 
Bagian 9

Dibawah ini adalah teladan yang diberikan Dewa Wen Chang kepada kita dengan tindakan nyata, menasehati kita agar tekun belajar, ini merupakan kalimat ke-8 dan ke-9, yakni :

“Andaikata manusia dapat memiliki hati serupa diriku, maka Langit pasti akan menganugerahkan berkah padamu”.

Ini adalah motivasi dari Dewa Wen Chang kepada manusia. Andaikata setiap dari kita mempunyai hati yang serupa dengan Dewa Wen Chang, maka buah akibat yang akan kita terima juga akan serupa dengan beliau, Langit pasti akan menganugerahkan pahala. Maka itu apabila kita menghendaki kehidupan yang bahagia, berhasil dalam karir dan keluarga, maka harus memutuskan kejahatan memupuk kebajikan, dengan memiliki hati bajik yang suci, dengan sendirinya akan memperoleh pahala.

Selanjutnya kalimat ke-10 adalah :

“Maka itu mendidik manusia”.              

Selanjutnya Dewa Wen Chang mengambil contoh nyata dari kehidupan orang tempo dulu, untuk menjelaskan pada kita bahwa melakukan kebajikan akan memperoleh pahala dan Hukum Sebab Akibat ini sedikitpun takkan meleset. Mendidik manusia, ini berupa ajaran Dewa Wen Chang kepada umat manusia. Sebelum memberikan teori, terlebih dulu menceritakan kepada kita, perumpamaan kisah nyata Hukum Karma, sehingga kita dapat membangkitkan keyakinan, memahami bahwa memutuskan kejahatan memupuk kebajikan, menimbun jasa kebajikan berkesinambungan, dengan sendirinya akan ada pahala yang unggul.

Perumpamaan berikut ini merupakan kisah yang tersohor sepanjang perkembangan sejarah, yakni yang pertama (juga merupakan kalimat ke-11) adalah :

“Tempo hari Yu Gong mengurus penjara, mengganti pintu yang bisa memuat empat ekor kuda”.

Yu Gong hidup pada masa Dinasti Han, Di Kabupaten Donghai bertugas sebagai sipir (penjaga) penjara, menangani urusan penjara. Dia bekerja dengan serius, bertindak adil dan taat hukum, juga sangat berwelas asih, bila melihat ada kasus akibat fitnahan, pasti akan berusaha mengembalikan keadilan buat terpidana.

 Tercatat bahwa pada masa itu ada seorang menantu perempuan yang amat berbakti, menantu ini sejak muda sudah harus menjanda, namun dia sangat berbakti pada mertua perempuannya, mertuanya juga sangat menyayangi menantunya, karena terlampau menyayanginya, maka itu berharap agar menantunya bersedia menikah lagi dengan orang lain, jangan sampai menyia-nyiakan masa depan sendiri.

Tetapi menantunya tidak sudi, bersikukuh ingin menjaga mertuanya hingga akhir hayatnya. Akhirnya sang mertua yang merasa khawatir bila dirinya hanya akan menjadi beban bagi menantunya, kemudian mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri. Kemudian kasus ini malah mengundang masalah besar, menantunya jadi tersangka, menuduhnya telah membunuh mertuanya. Menantunya juga tak berdaya membela diri dan memberi penjelasan, karena tidak ada bukti yang kuat, lalu dijatuhi hukuman mati.

Saat itu Yu Gong memperoleh kejelasan akan hal ini di dalam penjara, lalu memutuskan untuk mengembalikan keadilan pada menantu itu, namun malangnya usaha Yu Gong gagal dan menantu itu tetap harus menjalani hukuman mati. Kemudian setelah meninggal dunia, Kabupaten Donghai dilanda bencana kekeringan selama tiga tahun, karena di tempat ini ada orang baik yang mati karena difitnah.

Kemudian jabatan gubernur diganti dengan orang baru, lalu Yu Gong menyampaikan kasus fitnahan ini kepada gubernur baru, setelah mendapat ijin dari gubernur, Yu Gong menuju kuburan menantu berbakti itu dan menyembahyanginya, mengembalikan keadilan padanya, membersihkan namanya dari fitnahan, tidak berapa lama kemudian Langit menurunkan hujan deras. Maka itu dari kejadian ini dapat dilihat bahwa Yu Gong mengerahkan segenap kemampuannya untuk berbuat demi rakyat banyak. 

Suatu hari daun pintu di kantor Yu Gong rusak, semua orang sedang berdiskusi hendak mengganti dengan pintu model apa. Yu Gong berkata, pintu yang harus kita ganti adalah harus berukuran besar dan tinggi, kelak barulah dapat memuat empat ekor kuda. Pada jaman dulu, orang yang bisa duduk di atas kereta yang ditarik empat ekor kuda adalah para pejabat, memiliki kedudukan yang tinggi dan keturunan bangsawan yang tersohor. 

Yu Gong sangat percaya diri, dia berkata bahwa dirinya telah mengurus penjara selama bertahun-tahun, menimbun banyak kebajikan tersembunyi, maka itu beliau mengetahui bahwa anak cucu generasi penerusnya pasti akan berjaya, jadi sekarang harus mengganti pintu yang rusak tersebut dengan pintu yang besar ukurannya, jika tidak demikian, maka kelak ketika anak cucu berjaya, kereta kuda mereka tidak bisa memasuki ruangan kantornya.

Kemudian memang benar seperti dugaan, putranya Yu Ding-guo, berhasil menjadi perdana menteri pada masa Dinasti Han, cucunya menjabat menteri negara. Semua ini merupakan balasan atas kebajikan tersembunyi yang ditimbunnya. 

Dikutip dari Ceramah Dr. Zhong Maosen
Judul : Makna Syair Kebajikan Tersembunyi Dewa Wen Chang
Tanggal : 21 Januari 2009



文昌帝君陰騭文大意
(九)

底下是帝君為我們以身作證,勸我們善學,講了兩句話,這第八和第九句:

【人能如我存心。天必賜汝以福。】

這是帝君推己及人。如果我們每個人的存心都像帝君一樣,那麼我們的果報也必定像帝君那樣的殊勝,天必定降下福報。所以我們要得到人生的幸福美滿,事業家庭都能夠美滿成功,那麼必須要斷惡修善,有一個純善的心地,自然感得福報。下來:

  【於是訓於人曰。】

這是第十句,底下有四句話,都是帝君引徵古人的例子為我們說明修善得福絲毫不爽。這個『訓於人曰』就是對眾生的垂訓,通篇都是帝君對眾生的垂訓。在說道理之前首先把事實果報的例子給我們講出來,讓我們生起信心,知道斷惡修善,積功累德,自然有殊勝的收穫。這些故事都是歷史上著名的例子,第一個:

【昔于公治獄。大興駟馬之門。】

于公他是漢朝時代的人,在東海這個地方做一個縣的獄吏,獄吏是治理監獄的。他治理監獄盡心盡力,秉公執法,非常公正,而且非常慈悲,遇到有冤案的,必定努力的為他平反。記載當中說到,那個地方有一個孝婦,這個孝婦年輕的時候就守寡,可是她孝順自己的婆婆非常盡心,婆婆也很喜歡她,因為愛她,就希望她能夠改嫁別人,不要耽擱了自己媳婦的前程。可是媳婦不肯,一定要跟她婆婆同甘共苦。結果她婆婆怕妨礙她嫁人,自己竟然上吊自殺。結果這個事情反而引起了麻煩,這個媳婦反而被誣告,說是她殺死了自己的婆婆。這個媳婦也沒辦法辯解,因為拿不出證據,結果就被判了死刑。這位于公當時在監獄裡面得知了情況,想要為她解救,可是最後還是解救不出來,這個孝婦最後還是死了。結果她死了以後,東海這個地方大旱三年,這是這個地方有冤情。後來新來的太守來上任,于公就把這個冤情向太守稟告,而且徵得太守的同意,到這個孝婦墓前去給她祭祀,為她平反,之後天才降下大雨。所以從這個事情可以看出,于公真正是為民不遺餘力。

有一次于公的府宅門壞了,大家在討論要修什麼樣的門。于公他就說,我們要修的門要很大很高的才行,將來能夠容納四匹馬並排進入這才行。在古代能夠乘坐四匹馬拉的車的,這都是達官貴人,很有身分、很有名望的家族。于公很有信心,他說我治獄多年,積下很多陰德,所以我自己知道子孫必定昌盛,那現在就得修一個大門,要不然將來子孫發達以後,他坐著馬車進不來。後來果然他的兒子于定國做到漢朝的宰相,封為平西侯,他的孫子做了御史大夫。這是什麼?真正陰德報應。

摘錄自 :
文昌帝君陰騭文大意  鍾茂森博士主講  (第一集)  2009/1/21  華嚴講堂  檔名:52-328-0001