Minggu, 14 Desember 2014

Asal Usul Dan Legenda Festival Dongzhi




Asal Usul Dan Legenda Festival Dongzhi

Festival Dongzhi berasal dari masa Dinasti Han (206 BC-220 Masehi), dan semakin berkembang pada masa Dinasti Tang (618-907) and Dinasti Song (960-1279), tradisi ini masih bertahan hingga sekarang ini.

Di dalam buku “Qing Jia Lu” bahkan ada ungkapan bahwa “Festival Dongzhi merupakan hari besar serupa dengan Imlek”. Ini menunjukkan bahwa masyarakat tempo dulu sangat memandang berat pada tradisi ini.

Dinasti Han menyebut Festival Dongzhi sebagai Festival Musim Dingin, kantor-kantor pemerintah akan berlibur untuk merayakan musim dingin. Demikian juga berbagai kalangan lainnya juga akan berlibur, contohnya prajurit, pedagang dan sebagainya, sanak saudara dan kerabat akan saling mengantar makanan lezat, dan saling berkunjung.

Pada masa Dinasti Tang dan Song, Festival Dongzhi dirayakan dengan sembahyang pada Langit dan leluhur, pada hari tersebut, kaisar juga akan mengadakan upacara besar sembahyang pada Langit, masyarakat akan menyembahyangi leluhurnya.

Legenda Dongzhi Versi 1

Pada jaman dahulu kala di Kota Beijing Kuno ada sebuah legenda, kisah ini berawal pada masa Dinasti Han, di bagian utara ada suku Xiongnu selalu menyerang wilayah perbatasan, sehingga penduduk tidak dapat hidup dengan tenang. Pada saat itu di dusun suku Xiongnu ada dua pemimpin yang sangat kejam, bernama Hun-shi dan Tun-shi.

Kebencian penduduk pada kaum pemberontak ini telah menusuk hingga ke tulang rusuk, maka itu mereka membungkus bulatan daging dengan kulit pansit, lalu mengambil marga dua pemimpin Kaum Xiongnu yakni “Hun” dan “Tun” lalu digabungkan dan menamakan pansit itu dengan sebutan “Hun Tun”.

Dengan geram penduduk melahap pansit-pansit tersebut sambil memohon  agar peperangan cepat reda, sehingga mereka dapat melewati hari-hari dengan tenang.  Oleh karena pertama kali makanan pansit diciptakan adalah pada Hari Dongzhi, maka itu setiap tahun pada Hari Dongzhi, setiap keluarga akan menyajikan makanan pansit.

Penduduk di Provinsi Henan juga memiliki tradisi makan pansit dan mereka juga memiliki legenda tersendiri, alkisah di Kota Nanyang, Henan, ada seorang tabib yang bernama Zhang Zhong-jing pernah menjadi pejabat di Changsha, Hunan. Ketika dia berpamitan dengan para penduduk satu kampungnya, saat itu adalah musim dingin dimana salju berterbangan, cuaca dingin yang menusuk tulang. 

Dia melihat penduduk yang mengantarnya, tak gentar oleh cuaca yang membeku, tidak sedikit dari mereka yang telinganya mulai koyak akibat cuaca dingin, hatinya merasa begitu sedih, maka itu dia segera menyuruh murid-muridnya untuk mendirikan tenda memberikan pengobatan, lalu menggunakan daging kambing dicampur dengan ramuan obat direbus dalam panci, diangkat dan ditiriskan lalu dibungkus dengan kulit pangsit dan dibentuk menyerupai daun telinga. Lalu dikukus lagi, kemudian pangsit itu dibagikan kepada para penduduk.

Setelah menyantap pansit obat tersebut, telinga penduduk juga berangsur membaik. Kemudian hal ini berkembang menjadi tradisi, setiap tiba Festival Dongzhi, masyarakat akan menyajikan pansit dan mereka percaya setelah makan pangsit takkan kedinginan lagi.

Legenda Dongzhi Versi 2

Di sebuah dusun di Jiangnan ada tradisi makan ronde (bulatan beras ketan yang isinya kacang merah), alkisah ada seorang yang bernama Gong Gong-shi, putranya tidak berhasil menjadi manusia berguna, selalu melakukan kejahatan, waktu meninggal dunia bertepatan dengan Hari Dongzhi, setelah mati jadi hantu penasaran dan terus mencelakai penduduk. Tetapi hantu penasaran ini takut pada kacang merah, maka itu pada Hari Dongzhi penduduk akan menyantap bulatan beras ketan yang diisi dengan kacang merah (ronde), untuk menghindari hantu penasaran, menolak bala dan penyakit.




    冬至过节源于汉代,盛于唐宋,相沿至今。《清嘉录》甚至有“冬至大如年”之说。这表明古人对冬至十分重视。人们认为冬至是阴阳二气的自然转化,是上天赐予的福气,。汉朝以冬至为“冬节”,官府要举行祝贺仪式称为“贺冬”,例行放假。《后汉书》中有这样的记载:“冬至前后,君子安身静体,百官绝事,不听政,择吉辰而后省事。”所以这天朝庭上下要放假休息,军队待命,边塞闭关,商旅停业,亲朋各以美食相赠,相互拜访,欢乐地过一个“安身静体”的节日。

  唐、宋时期,冬至是祭天祭祀祖的日子,皇帝在这天要到郊外举行祭天大典,百姓在这一天要向父母尊长祭拜,现在仍有一些地方在冬至这天过节庆贺。

  冬至传说之一

  过去老北京有“冬至馄饨夏至面”的说法。相传汉朝时,北方匈奴经常骚扰边疆,百姓不得安宁。当时匈奴部落中有浑氏和屯氏两个首领,十分凶残。百姓对其恨之入骨,于是用肉馅包成角儿,取“浑”与“屯”之音,呼作“馄饨”。恨以食之,并求平息战乱,能过上太平日子。因最初制成馄饨是在冬至这一天,在冬至这天家家户户吃馄饨。

  吃“捏冻耳朵”是冬至河南人吃饺子的俗称。缘何有这种食俗呢?相传南阳医圣张仲景曾在长沙为官,他告老还乡那时适是大雪纷飞的冬天,寒风刺骨。他看见南阳白河两岸的乡亲衣不遮体,有不少人的耳朵被冻烂了,心里非常难过,就叫其弟子在南阳关东搭起医棚,用羊肉、辣椒和一些驱寒药材放置锅里煮熟,捞出来剁碎,用面皮包成像耳朵的样子,再放下锅里煮熟,做成一种叫“驱寒矫耳汤”的药物施舍给百姓吃。服食后,乡亲们的耳朵都治好了。后来,每逢冬至人们便模仿做着吃,是故形成“捏冻耳朵”此种习俗。以后人们称它为“饺子,也有的称它为“扁食”和“烫面饺”,人们还纷纷传说吃了冬至的饺子不冻人。

冬至传说之二

  在江南水乡,有冬至之夜全家欢聚一堂共吃赤豆糯米饭的习俗。相传,有一位叫共工氏的人,他的儿子不成才,作恶多端,死于冬至这一天,死后变成疫鬼,继续残害百姓。但是,这个疫鬼最怕赤豆,于是,人们就在冬至这一天煮吃赤豆饭,用以驱避疫鬼,防灾祛病。